Pages

Jumat, 19 Mei 2017

Ketika Sukowono Semakin Panas, Saat menebang Pohon Begitu Mudah

Jumat, 19 Mei 2017
Oleh Dany Reina

Jam 8.00 pagi tadi, sprti biasa saya berangkat ke Sukokerto dari Dawuhan Mangli. Tak ada yang berubah dari jalan itu, tetap seperti 30 tahun yang lalu semenjak saya untuk pertama kalinya tahu dan bisa mengendarai sepeda onthel. Hanya saja sesampai di sebelah barat Puskesmas Sukowono, ada panas yang agak menyengat d punggung ini. Semakin ke barat semakin panas itu terasa. Padahal jam masih menunjukkan pukul 8.05. Rupanya panas itu berasal dari sinar matahari yang menerpa lngsung ke punggung tanpa ada yang menghalangi sinar itu.

Dahulu era tahun 1980an, jalur Sukowono-Sukokerto bahkan ke kecamatan sebelah, Maesan, ppohon-pohon begitu rindang di pinggir jalan. Begitu sejuk.

Era saya SMP di tahun 89,sering saya pulang sekolah jalan kaki dari Sukowono ke Sukokerto. Jalanan teduh, rindang, dan tanpa panas terik matahari terasa. Saya cuma heran, kemana hilangnya pohon-pohon peneduh pinggir jalan itu? Dan tadi pagi, rasa heran saya terjawabkan. Ada truck standby di pinggir jalan. Ada chainshow. Ada tali dan lengkap dengan para pekerja yang siap menaikkan potongan-potongan kayu hasil menebang pohon-pohon di pinggir jalan itu. Entah apa manfaat dari semua penebangan kayu-kayu itu. Apakah lebih banyak manfaatnya atau justru mudharat yang didapat. Mungkin ada rekan, saudara atau siapa saja yang mengetahui peruntukan dari hasil tebangan kayu-kayu tersebut, saya mohon pencerahannya.

Dany Reina, 19 Mei 2017

KOMENTAR

Kepala Suku: Yaaaa.....tak jauh dr kemungkinan praktek2 korup soalx itu kan milik PUD ....he he he ....itu cumak kemungkinan....

Riza Atty: Kalau dulu plg sekolah kalau panas berenti di bawah pohon nyamplong

Dany Reina: assalamualaikum mba' ayu....kpn plng kmping nih.

Riza Atty: W salam pasti plg kok. Iki sopo yo kok lali aku.

Dany Reina: klrga d sukokerto mba'ayu....klrga dr alm.pak sanidan....#colek Jango Ni

Riza Atty: Ooh iya kalau sama mbah ya tau tapi sama dany reina lupa minta maaf yo

Dany Reina: g apa2 mba' ayu...yg penting tali silaturahim tetap terjalin walau berjauhan tmpat...

Riza Atty: Betul salam keluarga semua.

Erfan Afiat Sentosa: Sabar aja mas dani, mungkin pohon asem sudah gak keren lagi kalau berada di tepian jalan,saya berhusnudzon barangkali akan di ganti pohon yg lebih keren dan sesuai dengan zaman modern

Dany Reina: mgkin mo d ganti pohon sengon mas bro...nilai ekonomisnya kan lebih tinggi.....hahaha

Diecky Carissa: Dan lebih cepet panennya..tak iyyeh mas broo..

Erfan Afiat Sentosa: ATAU POHON PERDU YG SEPERTI CAKAR AYAM....KAYAKNYA LEBIH MAHAL

Dany Reina: betul...betul....betul.....

RZ Hakim: Tadi malam saya dan istri naik motor dari arah Kalisat, dengan tujuan Cumedak, kecamatan Sumberjambe. Pulangnya ambil rute memutar lewat desa Sukosari kecamatan Sukowono. Sudah pukul setengah sepuluh malam, jalanan sudah sepi. Hawa dingin sekali. Kata orang, sudah musim nemor. Hanya di titik-titik tertentu saja ada keramaian. Sesekali kami berpapasan dengan kendaraan lain.

Di sini di sepanjang jalur Sukosari (dari arah Randuagung), masih banyak saya jumpai pohon asem sisa zaman Hindia Belanda. Ia tampak indah disinari penerangan jalan umum.

Pohon asem memang cocok ditanam di tepi jalan, sebagai penyerap air alami. Bila ada pohon asem, tanah di sekitarnya akan menyimpan air dalam kapasitas besar, sedangkan akar-kara pohon asem hanya akan menyimpan air untuk diri mereka sendiri. Dengan begitu, aspal tidak akan mudah rusak sebab tak terendam air di musim penghujan. Kerusakan bisa saja terjadi, tapi oleh sebab yang lain.

Berkurangnya jenis-jenis pohon (hingga menjadi sedikit jenis saja) tentu akan berdampak pada berkurangnya jenis burung, kupu, hingga capung. Tebakan saya, dulu ada banyak aneka jenis burung di Sukowono, kini menjadi berkurang. Apa itu benar, Mas Dany Reina?

Dany Reina: betul skali mas hakim....klo bleh membandingkan,aspal jln yg pohon asamnya tetap terpelihara,rata2 aspalnya lebih awet bila d bandingkn dg jln yg sedikit atw tdk ada sm skali pohon asamnya....miris mmg,pohon yg mgkin sdh berumur ratusan tahun hrs d tebang habis entah untuk alasan apa,pemerintah gencar menggalakkan program penghijauan tp d sisi lain malah MENGGERSANGKAN pinggir2 jalan kita...entah ini mmg inisiatif pemerintah sendiri atw kelakuan segelintir OKNUM yg kebetulan memegang kuasa.....

Ade Ierma: Hrsnya sblm d potong sdh ada pohon penggantinya...emang bnr kmrn aku pulkam...jam 8 spti jam 11 siang aj....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sudut Sukowono © 2017